Pengertian Zakat Infak dan Shadaqah
Mukadimah
Zakat
merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan strategis
dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah syahadat dan
shalat. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari sisi
pribadi seperti mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, maka zakat
berfungsi membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasyarakatan
seperti memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta
kasih terhadap golongan yang lebih lemah. Pembentukan keshalihan pribadi
dan keshalihan dalam sistem masyarakat inilah salah satu tujuan
diturunkannya Risalah Islam sebagai rahmatallil ‘alamin oleh Allah SWT
kepada manusia.
Dengan
zakat, Allah SWT menghendaki kebaikan kehidupan manusia dengan
ajaran-Nya agar hidup tolong menolong, gotong royong dan selalu menjalin
persaudaraan. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam
kehidupan adalah sunatullah yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali.
Bahkan adanya perbedaan status sosial itulah manusia membutuhkan antara
satu dengan lainnya. Dan zakat (juga infaq dan shadaqah) adalah salah
satu instrumen paling efektif untuk menyatukan umat manusia dalam
naungan kecintaan dan kedamaian hidupnya di dunia, untuk menggapai
kebaikan di akhirat.
Pengertian Zakat Dan Perbedaannya Dengan Infaq dan Shadaqah
1. Makna Zakat
Secara Bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR.
At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Pungutlah zakat dari
sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka.". (QS : At-Taubah : 103).
Sedangkan istilah zakat berarti derma yang telah ditetapkan jenis,
jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta yang wajib diserahkan; dan
pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu dari umat Islam untuk umat
Islam.
2. Makna Infaq
Pengertian infaq adalah lebih luas dan lebih umum dibanding dengan
zakat. Tidak ditentukan jenisnya, jumlahnya dan waktunya suatu kekayaan
atau harta harus didermakan. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya
untuk menetukan jenis harta, berapa jumlah yang yang sebaiknya
diserahkan.
3. Makna Shadaqah
Adapun Shadaqoh mempunyai makna yang lebih luas lagi dibanding infaq.
Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh
jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat
dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan,
menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis
kepada saudaranya, menyalurkan syahwatnya pada istri dsb. Dan shadaqoh
adalah ungkapan kejujuran (shiddiq) iman seseorang.
FIQH PRIORITAS
Zakat
sifatnya wajib bagi setiap muslim yang hartanya telah memenuhi syarat
tertentu sedangkan infaq atau shadaqah adalah sunnah. Dengan demikian
ibadah wajib harus lebih dahulu setelah sunnah.
ZAKAT
HUBUNGAN ZAKAT DAN SHALAT
Di
masyarakat kita pengetahuan, kesadaran dan pengalaman terhadap perintah
shalat sudah cukup merata, namun tidak begitu dengan perintah zakat.
Sementara Al-Qur'an menyebutkan perintah shalat dan zakat dalam 27
tempat atau ayat, sehingga pelaksanaan shalat dan zakat merupakan satu
kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan. Hal ini tercermin pula pada masa
pemerintahan Abu Bakar ra, saat melihat dalam masyarakat mulai ada
pemilahan antara perintah zakat dan shalat, beliau meng- ungkapkan:
"Demi Allah, saya akan memerangi orang-orang yang memisahkan antara
shalat dan zakat, karena zakat adalah kewajiban atas harta". (HR Jama'ah
).
PERINTAH MENUNAIKAN ZAKAT
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
(maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda) dan mensucikan mereka (maksudnya:
zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka) dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At Taubah 103)
وَالْمُؤْمِنُونَوَالْمُؤْمِنَاتُبَعْضُهُمْأَوْلِيَاءبَعْضٍ يَأْمُرُونَبِالْمَعْرُوفِوَيَنْهَوْنَعَنِالْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَوَيُؤْتُونَالزَّكَاةَوَيُطِيعُونَاللّهَوَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS At Taubah : 71)
ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKANNYA
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّ كَثِيراً مِّنَ الأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَـذَا مَا كَنَزْتُمْ لأَنفُسِكُمْ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
“..Dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam,
lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu
simpan itu." (QS At Taubah : 34-35)
Dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w bersabda : “Tiada seorangpun yang
menyimpan harta dan tak berkeinginan untuk mengeluarkan zakatnya kecuali
akan dipanaskan harta itu di neraka jahanam dan akan dijadikan
keping-kepingan lalu disetrikakan ke kedua pinggang dan keningnya samapi
Allah mengadili hamba-hambaNya di suatu hari yang lamanya sama dengan
lima puluh perhitungan sekarang kemudian akan dilihatkan nasibnya,
apakah akan masuk syurga atau ataukah neraka.
Dan
tidak seorangpun pemilik unta yang tidak membayarkan zakatnya kecuali
akan ditelentangkan di sebuah lapangan yang amat luas lalu unta itu
dihalaukan menginjak-injak tubuhnya. Setiap yang akhir selesai
menginjaknya, kembali dihalau kepadanya. Demikianlah seterusnya samapai
Allah meberi ketentuan tentang hamba-hambaNya yakni pada suatu hari yang
lamanya sama dengan lima puluh tahun sekarang, kemudian akan dilihat
nasibnya apakah akan masuk surga ataukah neraka.
Dan
tidak seorangpun pemilik kambing yang tidak membayarkan zakatnya
kecuali akan akan ditelentangkan di suatu lapangan yang amat luas dimana
hewan-hewan itu akan menginjak-injaknya dengan kuku-kuku kakinya dan
menanduknya dengan tanduknya sedang tidak seekorpun diantara
kambing-kambing itu yang tanduknya melengkung atau tidak bertanduk…”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari dan Muslim)
HUKUM BAGI YANG TIDAK MENUNAIKANNYA
1.
Zakat merupakan salah satu kewajiban yang telah diakui umat Islam
secara ijma’ bahkan Al Qur’an sering memasangkannya atau
mensejajarkannya dengan shalat (aqimishholah wa atuzzakah) sehingga
seseorang yang tidak menunaikan zakat karena ia mengingkari hukum
wajibnya berzakat maka ia dinyatakan telah keluar dari agama Islam.
“Dari
Abu Hurairah ra katanya: Setelah Rasulullah saw wafat dan Abu Bakar
diangkat menjadi Khalifah sepeninggalan beliau dan beberapa orang yang
murtad dari bangsa Arab telah murtad, Umar bin Khatab mengatakan kepda
Abu Bakar : “Mengapa engkau perangi orang-orang itu pdahal Rasulullah
saw telah bersabda : “Aku diperintahkan memerangi manusia sampai
mengucapkan “Tiada tuhan selain Allah” niscaya harta dan jiwanya
terjamin kecuali menurut hak (keadilan) sedang perhitungannya
dikembalikan kepada Allah”. Abu Bakr menjawab : “Demi Allah!
Sesungguhnya akan saya perangi siap yang membedakan antara shalat dan
zakat karena zakat itu adalah kewajiban yang berkenaan dengan harta.
Demi Allah! Kalau mereka tidak mau mebayar zakat yang pernah dahulu
mereka berikan kepada Rasulullah saw niscaya mereka akan saya perangi
karena itu”. Kata Umar: “Demi Allah! Saya telah melihat bahwa Allah
telah membukakan hati Abu Bakar untuk berperang, lalu saya mengetahui
itulah yang benar”. (Shahih Bukhari Jilid IV)
2.
Seseorang yang tidak mengingkari wajibnya menunaikan zakat tetapi ia
enggan untuk mengeluarkannya maka ia memikul dosa disebabkan keengganan
itu tanpa mengeluarkannya dari Agama Islam. Dan hakim atau lembaga
resmi hendaknya mengambil zakat itu secara paksa dan menjatuhkan ta’zir.
3.
Seseorang yang tidak menunaikan zakat karena ketidaktahuannya
tentang hukum itu maka ia dimaafkan dan ia diwajibkan untuk menuntut
ilmu untuk mengetahui kewajiban-kewajibannya itu.
ATAS SIAPA DIWAJIBKAN
Zakat
wajib (fardhu) atas setiap muslim yang merdeka yang memiliki satu
nishab (batas minimum terkena zakat) dari salah satu jenis harta yang
wajib dikenakan zakat.
SAATNYA JATUH TEMPO WAJIB ZAKAT
Menurut Abdari ada dua macam :
1.
Zakat yang dikenakan pada harta ketika kita mendapatkannya, seperti
hasil pertanian saat panennya, hasil temuan harta karun.
2.
Zakat yang dikenakan pada harta yang harus dibayarkan setelah “satu
tahun kemudian” (atau menunggu haulnya), seperti zakat pada emas, perak,
barang-barang perniagaan, serta ternak.
Awal perhitungan satu tahun terdapat dua pendapat :
1.
Dimulai dari saat terpenuhinya nishab yang cukup selama satu tahun,
dan bila ditengah tahun terjadi kekurangan nishab, maka terputuslah
hitungan tahunnya. Jika setelah itu nishabnya kembali cukup, maka
hitungan awal tahunpun dihitung kembali dari saat cukupnya nishab itu.
Demikian mazhab Malik, Ahmad, dan Jumhur.
2.
Perhitungannya dimulai dari adanya nishab pada awal tahun dan akhir
tahun dan tidak peduli terjadinya kekurangan nishab dalam waktu satu
tahun itu. Misl seseorang memeiliki 40 ekor kambing (sudah kena nishab)
dan ditengah tahun kambingnya tinggal seekor, tetapi diawl tahun
kambingnya kembali menjadi 40 ekor maka ia wajib mengeluarkan zakatnya
(hitungan awal tahun tidak digeser atau dihitung ulang)
ORANG YANG MEMILIKI NISHAB TAPI BERHUTANG
Pendapat
sebagian besar ulama mengatakan : Seseorang memiliki harta dari jenis
yang wajib dizakati tapi ia berhutang, hendakalah ia menyisihkan lebih
dahulu sebanyak hutangnya, lalu mengeluarkan zakat dari sisanya jika
sampai nishab. Jika tidak, maka ia tidak wajib zakat.
BERNIAT SEBAGAI SYARAT DALAM MENUNAIKAN ZAKAT
“Setiap
perbuatan itu adalah tergantung kepad niat dan setiap orang akan
memperoleh apa yang diniatkannya”. (Shahih Bukhari dan Muslim)
MENDOAKAN ORANG YANG BERZAKAT
Disunnatkan mendo’akan orang yang berzakat sewaktu menerima zakat. Berdasarkan firman Allah
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS At Taubah 103)
“Bahwa
Rasulullah saw bila diserahkan kepadanya zakat beliau berdoa: “Ya Allah
limpahkanlah karunia atas mereka!” (Allahumma sholli alaihim). Juga
ketika bapakku menyerahkan zakat kepadanya beliau berdoa: “Ya Allah
limpahkanlah kurnia atas keluarga Abu Aufa” . (HR Ahmad)
MACAM-MACAM ZAKAT
- Zakat Nafs disebut juga Zakat Fitrah
- Zakat Maal (harta) à sejumlah harta benda tertentu yang wajib dikeluarkan guna membersihkan kekayaan dan menyucikan pemiliknya
Jenis Zakat
1. Zakat Fitrah/Fidyah
Zakat Nafs (jiwa), disebut juga Zakat Fitrah à Zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada bulan Ramadhan sebelum sholat ied.
Zakat Nafs (jiwa), disebut juga Zakat Fitrah à Zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada bulan Ramadhan sebelum sholat ied.
Besarnya
zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg. Sedangkan makanan
yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadits yaitu tepung, terigu,
kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam keju). Untuk
daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di atas, mazhab
Maliki dan Syafi'i membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang
lain.
Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dengan membayarkan harganya dari makanan pokok yang di makan.
Pembayaran zakat menurut jumhur 'ulama :
- Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan
- Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal. Keterangan: Bagi yang tidak berpuasa Ramadhan karena udzur tertentu yang dibolehkan oleh syaria't dan mempunyai kewajiban membayar fidyah, maka pembayaran fidyah sesuai dengan lamanya seseorang tidak berpuasa.
2. Zakat Maal
Zakat Maal (harta) à sejumlah harta benda tertentu yang wajib dikeluarkan guna membersihkan kekayaan dan menyucikan pemiliknya
1. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati :
a. Milik Penuh
Artinya
harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan
dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui
proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat Islam, seperti :
usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah.
Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka
zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus
dibebaskan dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak
atau ahli warisnya.
b. Berkembang
Artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
c. Cukup Nishab
Artinya
harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan
syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat
dan dianjurkan mengeluarkan Infaq serta Shadaqah
d. Lebih Dari Kebutuhan Pokok
Kebutuhan
pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga
yang menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup
layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan hidup
minimum, misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan,
pendidikan, dsb.
e. Bebas Dari hutang
Orang
yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab yang harus
dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka
harta tersebut terbebas dari zakat.
f. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)
Maksudnya
adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu (mencapai) satu
tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan
perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang
temuan) tidak ada syarat haul.
2. Harta (maal) yang Wajib di Zakati
a. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba).
b. Emas Dan Perak
Nishabnya ialah 85 gr emas murni dalam satu tahun = zakatnya 2,5%.
Termasuk
dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu
itu di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang
seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya,
termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan
besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
Pada
emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan yang digunakan,
asal tidak berlebihan maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang
tersebut.
c. Barang Perniagaan/Perdagangan
Nishabnya ialah senilai 85 gram emas murni dalam satu tahun = zakatnya 2,5%
Barang
perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjualbelikan dalam
berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,
makanan, perhiasan, dll.
Contoh:
Jika Pak Amat berjualan beras dengan modal sebesar Rp 2 jt dimulai pada
bulan Februari 2003 maka pada bulan February 2004 ia harus menghitung
seluruh aset jualbelinya (modal dan labanya). Jika misalnya menjadi Rp
4jt maka saat itu ia telah mencapai nishab (nilainya telah melebihi
harga emas murni 85 gr) dan harus mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari
Rp4jt = Rp 100rb. Jika ternyata ia merugi dan kemudian asetnya menjadi
kurang dari nilai emas 85 gr maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat,
sebab tidak memenuhi nishab.
Perniagaan tersebut dapat diusahakan secara perorangan atau perserikatan seperti : CV, PT, Koperasi, dsb.
d. Hasil Pertanian
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُواْ الْخَبِيثَ
مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلاَّ أَن تُغْمِضُواْ فِيهِ
وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
”Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Al Baqarah :
267)
“Bahwa Rasulullah mengutus
mereka ke Yaman untuk mengajari mereka tentang agama. Maka mereka
dititahkan agar tidak memungut zakat kecuali dari empat macam ini :
gandum, padi, kurma dan anggur kering.” (Diriwayatkan oleh Daruquthni,
Hakim, Thabrani yang mengatakan perawinya dapat dipercaya dan hadist ini
muttashil)
“Bahwa Abdulllah bin
Mughirah bermaksud hendak memungut zakat dari hasil tanah Musa bin
Thalhah berupa sayur-mayur. Maka kata Musa bin Thalhah: “Tidak dapat
anda memungutnya, karena Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa tidak
wajib zakat pada sayur-sayuran.” (Diriwayatkan oleh Daruquthni, Hakim
dan hadist ini mursal dan kuat).
Terdapat beberapa pendapat atas dasar hadist jenis tananaman yang terkena zakat diatas:
1.
Hasil pertanian yang terkena wajib pajak ialah hanya seperti
tersebut diatas (gandum, padi, kurma dan anggur kering) à Pendapat Hasan
Bashri
2. Hasil pertanian yang tumbuh-tumbuhan atau tanaman merupakan makanan pokok (pendapat Imam Syafi’i).
3.
Hasil pertanian yang tanamannya bernilai ekonomis baik makanan pokok
atau sayur-sayuran dan buah-buahan kecuali rumput dan pohon yang tidak
berbuah.
e. Kekayaan Laut
Ma'din
(hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi
dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut
adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara,
ambar, marjan, dll.
f. Rikaz/ Barang temuan
Rikaz
adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan
harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang
mengaku sebagai pemiliknya.
3. Zakat Profesi/Pendapatan
Zakat
profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil
profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi
pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis,
wiraswasta, dll.
Zakat profesi
memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil
profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta
(simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil profesi seseorang apabila
telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk menunaikan
zakat.
Perhitungan Zakat Pendapatan/Profesi
Nisab
zakat pendapatan / profesi setara dengan nisab zakat tanaman dan
buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg
beras, kadar zakatnya sebesar 2,5 %. Waktu untuk mengeluarkan zakat
profesi pada setiap kali menerima diqiyaskan dengan waktu pengeluaran
zakat tanaman yaitu setiap kali panen. "Dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya ( dengan dikeluar kan zakat nya ). ( QS : Al-An'am :
141 ).
Contoh perhitungan:
§ Nisab sebesar 520 kg beras, asumsi harga beras 2000 jadi nilai nisab sebesar 520 x 2000 = 1.400.000
§ Jumlah pendapatan perbulan Rp 2.000.000,-
§ Zakat atas pendapatan ( karena telah mencapai nisab ) 2,5 % x 2.000.000,- = 50.000,-
4. Zakat Uang Simpanan
Uang
simpanan ( baik tabungan, deposito, dll ) dikenakan zakat dari jumlah
terendah bila telah mencapai haul. Besarnya nisab senilai dengan 85 gr
emas ( asumsi 1 gr emas Rp 75.000, nisab sebesar Rp 6.375.000 ).
Kadarnya zakatnya sebesar 2,5 %.
Uang Tabungan
Tanggal Masuk Keluar Saldo
01/03/99 20.000.000 20.000.000
25/03/99 2.000.000 18.000.000
20/05/99 5.000.000 13.000.000
01/06/99 200.000* 13.200.000
12/09/99 1.000.000 12.200.000
11/10/99 2.000.000 14.200.000
31/02/00 1.000.000 15.200.000
Bagi hasil
1.
Jumlah saldo terakhir dalam tabel di atas adalah 15.200.000 telah
melebihi nisab (asumsi 1 gr emas Rp 75.000, nisab sebesar Rp 6.375.000)
dan genap satu tahun. Tahun haul menurut contoh di atas 01/03/99 -
31/02/00.. uang bagi hasil ini dikeluarkan terlebih dahulu sebelum
perhitungan zakat.
Perhitungan :
§ Tahun haul : 01/03/99 - 31/02/00
§ Nisab : Rp 6.375.000,-
§ Saldo terakhir : Rp 15.200.000,- - Rp 200.000,- = Rp 15.000.000,-
§ Besarnya zakat : 2,5 % x Rp 15.000.000,- = Rp 375.000,-
Bila
seseorang mempunyai beberapa tabungan maka semua buku dihitung setelah
dilihat haul dan saldo terendah dari masing-masing buku.
Perhitungan:
§ Haul : 01/03/99 - 31/02/00
§ Saldo terakhir:
- Buku 1: 5.000.000- Buku 2: 3.000.000- Buku 3: 2.000.000
§ Jumlah total : Rp 10.000.000
§ Zakat : 2,5 % x Rp 10.000.000 = Rp 250.000,-
2. Simpanan Deposito
Seseorang
mempunyai deposito di awal penyetoran tanggal 01/04/99 sebesar Rp
10.000.000 dengan jumlah bagi hasil 300.000 setahun. Haul wajib zakat
adalah tanggal 31/03/00, nisab sebesar 6.375.000. Maka setelah masa haul
tiba zakat yang harus dikeluarkan sebesar :
2.5 % x Rp 10.000.000 = Rp 250.000
Bila
seseorang mempunyai beberapa simpanan deposito maka seluruh jumlah
simpanan deposito dijumlahkan. Bila mencapai nisab dengan masa satu
tahun kadar zakatnya sebesar 2,5 % dengan perhitungan seperti di atas.
5. Zakat Emas/Perak
Seorang
muslim yang mempunyai emas dan perak wajib mengeluarkan zakat bila
sesuai dengan nisab dan haul. Adapun nisab emas sebesar 85 gr dan nisab
perak 595 gr.
1. Emas yang tidak dipakai
Emas
yang tidak dipakai adalah perhiasan emas yang tidak digunakan atau
sekali pun dipakai hanya sekali setahun. Dengan demikian bila seseorang
menyimpan me-nyamai atau melebihi 85 gr maka ia wajib mengeluarkan zakat
emas tersebut. Ada pun kadar zakatnya besarnya 2,5 % di hitung dari
nilai uang emas tersebut. Misalnya : seseorang mempunyai 90 gr emas.
Harga 1 gr emas 70.000. Maka besarnya zakat yang dikeluarkan sebesar :
90 x 70.000 x 2,5 % = 157.500
2. Emas yang dipakai
Emas
yang dipakai adalah dalam kondisi wajar dan tidak berlebihan. Jadi bila
seorang wanita mempunyai emas 120 gr, dipakai dalam aktivitas
sehari-hari sebanyak 15 gr. Maka zakat emas yang wajib dikeluarkan oleh
wanita tersebut adalah 120 gr - 15 gr = 105 gr. Bila harga emas 70.000
maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar : 105 x 70.000 x 2,5 % =
183.750
Keterangan :
Perhitungan zakat perak mengikuti cara per hitungan di atas.
6. Zakat Investasi
Zakat
investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang diperoleh
dari hasil investasi. Diantara bentuk usaha yang masuk investasi adalah
bangunan atau kantor yang disewakan, saham, rental mobil, rumah
kontrakan, investasi pada ternak atau tambak, dll.
Dilihat
dari karakteristik investasi, biasanya modal tidak bergerak dan tidak
terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke
zakat pertanian. Pendapat ini diikuti oleh ulama modern seperti Yusuf
Qordhowi, Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurahman Hasan,
dll.
Dengan demikian zakat
investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak
dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5 %
untuk penghasilan kotor dan 10 untuk penghasilan bersih.
7. Zakat Hadiah dan Sejenisnya
1.
Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama
dengan zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima dengan
kadar zakat 2,5 %.
2. Jika
komisi, terdiri dari 2 bentuk : pertama, jika komisi dari hasil
prosentasi keuntungan perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang
dikeluarkan sebesar 10 % (sama dengan zakat tanaman), kedua, jika komisi
dari hasil profesi seperti makelar, dll maka digolongkan dengan zakat
profesi. Aturan pembayaran zakat mengikuti zakat profesi.
3.
Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria, pertama, jika sumber
hibah tidak di duga-duga sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar
20 %, kedua, jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, hibah tersebut
digabung kan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan
sebesar 2,5 %.
8. Zakat Perniagaan-Zakat Perdagangan
"Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua yang kami persiapkan untuk berdagang." ( HR. Abu Dawud )
Ketentuan zakat perdagangan:
1.
Berjalan 1 tahun ( haul ), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan
realistis yaitu dengan menggabungkan semua harta perdagangan pada awal
dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya.
2. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu senilai 85 gr emas
3. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %
4. Dapat dibayar dengan uang atau barang
5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
Perhitungan :(Modal diputar + Keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) - (hutang + kerugian) x 2,5 %
Contoh :
Harta
perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri,
agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha
(seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar
(setara dengan 85 gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada
akhir tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja dan untung)
lebih besar atau setara dengan 85 gram emas (asumsi jika per-gram Rp
75.000,- = Rp 6.375.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5
%
Pada badan usaha yang
berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota syirkah beragama
Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak
yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang non
muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja
(apabila jumlahnya lebih dari nishab)
Cara menghitung zakat :
Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah ini :
1. Kekayaan dalam bentuk barang
2. Uang tunai
3. Piutang
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.
Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan sbb :
- Sofa atau Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
- Uang tunai Rp 15.000.000
- Piutang Rp 2.000.000
- Jumlah Rp 27.000.000
- Utang & Pajak Rp 7.000.000
- Saldo Rp 20.000.000
- Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-
Pada
harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau
lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati
sebab termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang)
Usaha
yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen,
taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian
dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:
Pada
perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan
dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti taksi, kapal,
hotel, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
Pada
Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih
yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya
dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil
pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil
pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.
9. Zakat Perusahaan
Zakat
perusahaan hampir sama dengan zakat perdagangan dan investasi. Bedanya
dalam zakat perusahaan bersifat kolektif. Dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Jika perusahaan
bergerak dalam bidang usaha perdagangan maka perusahaan tersebut
mengeluarkan harta sesuai dengan aturan zakat perdagangan. Kadar zakat
yang dikeluarkan sebesar 2,5 %
2.
Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang produksi maka zakat
yang dikeluarkan sesuai dengan aturan zakat investasi atau pertanian.
Dengan demikian zakat perusahaan dikeluarkan pada saat menghasilkan
sedangkan modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan
sebesar 5 % atau 10 %. 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk
penghasilan bersih.
Catatan :Bila
dalam perusahaan tersebut ada penyertaan modal dari pegawai non muslim
maka penghitungan zakat setelah dikurangi kepemilikan modal atau
keuntungan dari pegawai non muslim
Nishab dan Kadar Zakat Yang Di Keluarkan
1. ZAKAT PETERNAKAN
1. Zakat Unta
Nishab
unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta
maka ia terkena kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika
jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb:
Nishab Zakat
5-9 1 ekor kambing
10-14 2 ekor kambing
15-19 3 ekor kambing
20-24 4 ekor kambing
25-35 1 ekor bintu makhad betina (unta genap 1 tahun sampai 2 tahun)
36-45 1 ekor bintu labun (genap 2 tahun masuk 3 tahun)
46-60 1 ekor hiqqoh (genap 3 tahun masuk 4 tahun)
61-75 1 ekor jadz’ah (genap 4 tahun masuk 5 tahun)
76-90 2 ekor bintu labun
91-120 2 ekor hiqqoh
Keterangan:
§ < 5 tidak wajib zakat
§ Lebih dari 120, setiap 40 ekor 1 ekor bintu labun dan pada setiap 50 ekor 1 ekor hiqqoh
§ Lebih dari 120 – 129, 3 ekor bintu labun
2. Zakat Sapi
Nishab sapi adalah 30 ekor. Artinya jika seseorang telah memiliki sapi, maka ia telah terkena wajib zakat.
Nishab Zakat
30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (b)
60-69 2 ekor sapi tabi' atau tabi’ah
70-79 2 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80-89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan :
a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3
Selanjutnya
setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'.
Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor
musinnah.
3. Zakat Kambing/domba
Nishab
kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40
ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat.
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb :
Nishab Zakat
40-120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
121-200 2 ekor kambing/domba
201-300 3 ekor kambing/domba
(Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor).
4. Ternak Unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan Perikanan
Nishab
pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah
(ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan
skala usaha.
Nishab ternak unggas
dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas
murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak
unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki
kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara
dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %
Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup buku) terdapat laporan keuangan sbb:
0. Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
1. Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000
2. Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
3. Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
4. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp 26.000.000
Besar Zakat = 2,5 % x Rp. 26.000.000,- = Rp 650.000
Catatan :
Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang wajib dizakati.
Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika @ Rp 25.000,00 maka 85 x Rp 25.000,00 = Rp 2.125.000,00
2. SYARAT ZAKAT HEWAN :
§ Sampai haul
§ Mencapai nisabnya
§ Digembalakan dan mendapatkan makanan di lapangan tempat pengembalaan terbuka
§ Tidak dipekerjakan
§ Tidak boleh memberikan binatang yang cacat dan tua (ompong)
§ Pembiayaan untuk operasional ternak dapat mengurangi dan bahkan meng- gugurkan zakat ternak
3. ZAKAT HASIL PERTANIAN
Nishab
hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 650 kg. Contoh hasil
pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma,
dll, maka nishabnya adalah 650 kg dari hasil pertanian tersebut.
“Tidak
wajib zakat (hasil pertanian) jika banyaknya kurang dari lima wasaq”.
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hadist yang baik)
Kadar
zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau
sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi
(ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%.
Dari
ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya
5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam
Az Zarqoni berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan pertanian diairi
dengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan
50;50, maka kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10).
Pada
sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada
biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermudah
perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil
dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab)
dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya)
PIHAK ATAU TEMPAT MEMBERIKAN ZAKAT
Yang berhak menerima zakat itu ada 8 golongan, landasannya :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاء وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS At
Taubah: 60)
1.
Fakir à orang yang tidak memiliki batas minimum kekayaan untuk
keperluan pokok bagi dirinya dan anak-anaknya seperti tempat tinggal,
sandang, pangan atau keperluan lain yang tidak dapat diabaikan
2. Miskin à orang-orang fakir yang manahan dirinya dari berbuat meminta hingga keadaannya tidak diketahui umum.
3.
Amilin à orang-orang yang ditugaskan oleh Imam, kepala pemerintahan
untuk mengumpulkan zakat termasuk juga orang-orang yang mengurus
administrasinya. Mereka hendaknya diambil dari kaum muslimin dan bukan
dari golongan yang tidak dibenarkan menerima zakat, yaitu keluarga Rasul
(Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib)
4.
Muallaf à golongn yang diusahakan merangkul dan menarik serta
mengukuhkan hati mereka dalam keislaman disebabkan belum mantapnya
keimanan mereka.
5. Budak belian
6. Gharimin à orang-orang yang dibebani hurang dan ia kepayahan dalam membayarnya.
7.
Fi Sabilillah à jalan menyampaikan kepada keridhaan Allah, baik
berupa ilmu atau amal. Jumhur ulama berpendapat, yang dimaksud ialah
tentara atau laskar sukarela yang turut membela Agama Islam tetapi tidak
mendapatkan gaji dari pemerintah. Di masa sekarang ini, menafkahkan fi
sabilillah diantaranya ialah membiayai dan menyiapkan penyebar-penyebar
agama Islam dan mengirim mereka ke pelosok-pelosok dengan perbekalan
dana yang cukup. Termasuk juga di dalamnya membiayai sekolah-sekolah dan
para pengajarnya.
8. Ibnu Sabil à orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya dan perjalanannya bukan untuk kemaksiatan.
METODA PENYAMPAIAN ZAKAT KEPADA 8 GOLONGAN
1.
Pendapat pertama à berdasarkan Surat At Taubah :60 diatas:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin,…” dan seterusnya maka zakat yang telah dikumpulkan
harus dibagikan kepada semua pihak tersebut secara menyeluruh dan tidak
boleh meninggalkan/melewatkan satu golongan pun dlam ayat itu (pendapat
Imam Syafi’i)
2.
Pendapat kedua à ayat di atas hanya untuk menjelaskan dan membedakan
jenis-jenis orang yang berhak menerima zakat, bukan untuk menyatakan
berserikat sehingga kewajiban zakat telah terpenuhi bila zakat yang
telah terkumpulkan hanya diberikan kepada satu atau beberapa golongan
saja tergantung kondisi social di masyarakat itu mana yang lebih
prioritas. Menyalurkan zakat secara merata kepada delapan golongan
tersebut maka disamping menyulitkan (apalagi bila zakat yang terkumpul
hanya sedikit) juga sasaran zakat menjadi tidak tercapai optimal
(pendapat Jumhur ulama)
PIHAK ATAU ORANG YANG TERLARANG MENERIMA ZAKAT
1. Orang-orang kafir dan golongan atheis
2. Bani Hasyim atau keluarga Nabi
3.
Orang tuanya & anak-anaknya. Alasannya ialah karena telah
menjadi kewajiban bagi pembayar zakat untuk memberi nafkah kepada mereka
(keluarganya). Kewajiban berzakat tidak menggugurkan kewajiban
memberikan nafkah.
4. Istrinya. Alasannya seperti di atas
Glossary
Muzakki
Adalah orang yang berkewajiban membayarkan zakat karena memiliki harta yang melebihi ukuran tertentu.
Mustahiq
Adalah
orang yang berhak menerima zakat karena termasuk salah satu dari
golongan orang yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai penerima zakat.
Amil
Adalah orang atau badan/lembaga yang mengkhususkan diri untuk mengelola zakat, infaq, dan sedekah.
Nisab
Adalah
batas minimal untuk harta yang perlu dikeluarkan zakatnya. Harta yang
jumlahnya di bawah nishab tidak wajib dikeluarkan zakatnya.
Haul
Untuk
beberapa jenis harta, kewajiban zakat dikenakan jika harta tersebut
sudah dimiliki selama jangka waktu tertentu (satu tahun). Jangka waktu
ini disebut haul.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar