Kamis, 17 Mei 2018

Islam dan Kasih Sayang

Bismillahirahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadist dari baginda Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, ia bersabda yang artinya:
“seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati, maka dia masuk neraka karenanya. dan dikatakan kepada perempuan itu, ‘kamu tidak memberinya makan dan minum, ketika engkau mengurungnya, dan kamu juga tidak melepaskannya sehingga ia dapat makan dari binatang-binatang serangga tanah’.”

          Salah satu hadist baginda Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam diatas mengabarkan kepada kita bahwa sangat pentingnya untuk berkasih sayang walaupun kepada hewan sekalipun. Sebuah pemahaman simpel dapat kita ambil adalah seekor kucing saja yang jelas-jelas hewan yang oleh seseorang dikurung dan tidak diberi makan hingga mati bisa menjadi sebab seseorang disiksa dan dimasukkan kedalam nerakanya Allah Subhanahu wata'ala, inilah bukti islam begitu menjunjung tinggi rasa kasih sayang dan cinta terhadap sesama bahkan kepada hewan sekalipun.

  Baru-baru ini sebuah musibah terjadi, rentetan bom bunuh diri  yang menewaskan banyak jiwa didalammya mengguncang negeri ini. Bom bunuh diri yang dilakukan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan jihad sangat mencoreng agama kami yang dilandasi kasih sayang terhadap sesama. Islam tidak pernah mengajarkan hal demikian, yang lebih mencengangkannya lagi kejadian ini dilakukan oleh satu keluarga yang meledakkan diri mereka di tiga gereja di Surabaya dengan membawa serta anak mereka yang masih balita. Apa sebenarnya yang mereka cari? Akankah islam akan menjadi lebih luas tersebar karena hal ini? sesungguhnya hal itu tidak akan terjadi, baginda Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan hal demikian dalam jihad, bahkan saat peperanganpun ada aturan-aturan yang yang harus dipatuhi. Dan kini agama ini dicap oleh khalayak ramai sebagai agama radikal dan cikal bakal kelahiran seorang teroris yang kami sendiri menentang akan hal itu.

  Penulis sedikit ingin memandang kebelakang mengenai sejarah tumbuhnya Islam di Indonesia. Islam di Indonesia tersebar sebagian besar disebabkan oleh jalur perdagangan yang saat itu bangsa Arab harus menetap beberapa waktu di Indonesia untuk menunggu pergantian arah angin agar mereka dapat kembali. Beberapa ada yang menikah dengan orang pribumi dan mempunyai keluarga dan islampun pada saat itu tersebar karena dipandang sebagai agama yang mudah, tidak ada sistem hirarki didalamnya yang pada saat itu indonesia masih berbentuk kerajaan-kerajaan yang menganut sistem hirarki.

  Beberapa ulama pun menyebarkan islam lewat berbagai jalur dan cara masing-masing. Diantaranya lewat jalur kesenian dan pendidikan. Dan tidak pernah ada paksaan untuk memeluk agama islam. Yang diperlihatkan hanyalah akhlaq mulia dan kasih sayang sebagaimana seorang islam sejatinya bersikap.

  Sesungguhnya islam tidak bisa dilepaskan dari sikap kasih sayang karena hal itulah yang membuat agama ini tersebar luas ke seantero dunia. Kami bersyiar dengan kedamaian mengajak tampa paksaan berharap hidayah Allah datang kehati orang yang kami serukan ayat-ayat Allah SWT dan sabda nabi kami baginda Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

  Kejadian ini telah merugikan banyak pihak baik islam sekalipun. Sebuah, media informasi memperlihatkan seorang santri yang ia harus membuka tas dan kardus yang berisikan pakaian dan telah terbungkus rapi. Ia terpaksa merobek kardusnya dan menghamburkan isinya dijalanan untuk memperlihatkannya kepada petugas kepolisian. Ia harus menanggung kepahitan dan rasa diskriminasi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang telah mencoreng agama yang ia yakini yang jelas-jelas agamanya menentang tindakan-tindakan terorisme.

  Penulis sedikit ingin mengutip dari dialog sebuah buku novel karya Habiburrahman El Shirazy yang disederhanakan mengenai pertanyaan islam dan bom bunuh diri. “jika kalian punya pohon apel atau mangga yang sedang berbuah, dan kau sudah merawatnya dengan baik, bisakah kalian pastikan seluruh buahnya baik? Tidak ada satupun yang busuk? Tidak ada yang jatuh dari pohonnya sebelum matang? Pastinya selalu ada satu dua buah dari pohon itu yang buahnya tidak seperti yang diharapkan. Lalu pertanyaannya bila hanya satu dua yang busuk, apakah adil mengatakan seluruh pohon apel itu busuk?”

  Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membuka tabir keislaman sebenarnya yang sangat menjunjung tinggi rasa kasih sayang. kami berharap tindakan-tindakan seperti ini tidak terjadi lagi. mari bersama kita hapuskan virus yang menggerogoti ummat islam saat ini dengan memperdalam ilmu agama dari sumber-sumber yang jelas ilmu dan dasarnya. Jangan pernah mengikuti ajaran-ajaran yang menyiarkan ujaran-ujaran kebencian karena itu jelas bertentangan dengan ajaran islam apalagi sampai melakukan tindakan yang dilarang Allah Subhanahu wata'ala dan rasulnya.

  Bila ada tulisan yang kurang berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan karena kebenaran hanyalah milik Allah Subhanahu wata'ala dan kesalahan tentunya berasal dari diri saya pribadi yang fakir ilmu ini.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu