Jumat, 08 April 2016

Viris-virus Berbahaya di lingkaran aktivis dakwah

Kadangkala dilapangan banyak ditemui aktivis yang terlempar dari dakwah disebabkan karena masalah-masalah individualis yang tidak ada kaitannya dengan esensi perjuangan dakwah sesungguhnya. Sepele seperti masalah hati yaitu percintaan, masalah kedewasaan seperti sifat egoisme, ingin dihormati atau karena kecewa dengan rekan sesama aktivis. Sungguh ironis tapi semua ini sering kita temui dan dapati dalam keseharian para aktivis dakwah terutama dalam lingkup dakwah dikampus. Diperlukan sebuah pembekalan yang baik bagi para dai-dai Allah ini sebagai nutrisi dalam menjalankan amanah besar ini.

Banyak dari mereka yang kalah lalu mundur dari barisan perjuangan ini tidak lain hanya karena masalah sepele yang sudah saya sebutkan diatas.  Seperti percintaan dan lainnya yangseharusnya semua itu bisa diatasi dengan kesungguhan dan komitmen sebagai seorang aktivis islam yang siap totalitas dalam perjuangan ini. Sesungguhnya penyebabnya tidak lain adalah virus-virus yang mengendap dihati mereka, senantiasa meneror dan mengelilingi keseharian aktivitas mereka dijalan dakwah ini, menyebar dan menjalar kedalam hati. Mengerogoti dan membuat goyah keyakinan akan kelurusan niat dan tujuan hanya karena Allah.


Apabila para aktivis tidak memiliki pembekalan berupa pemahaman yang memadai juga kedekatan mereka dengan tradisi-tradisi spiritual mereka akan mudah terserang lalu terjangkit. Berkurangnya komitmen dan menurunnya militansi yang sering disebut futur juga bisa jadi salah satu penyebabnya. Dan jika  tidak segera diobati dan mencari penawarnya akan sangat sulit untuk dilawan, virus ini akan terus menyebar dengan kuat menguasai hati kita. Butuh proses yang cukup lama, yang pasti kesadaran dari masing-masing individualis si aktivis untuk segera melakukan muhasabah diri dan minta bimbingan pencerahan dari murobbi.

Virus-virus ini senantisa mengancam para aktivis dikeseharian aktivitas dakwah mereka terutama generasi-generasi baru yang notabennya masih fresh dan belum faham sepenuhnya secara sempurna manhaj dakwah ini. Dibutuhkan kontrolisasi dan pencerdasan edukasi secara komprehensif dan simultan untuk para aktivis yang baru terjun dimedan dakwah kampus demi menghindari serangan virus-virus ini. Hati yang lemah, jiwa yang rapuh dan militansi yang berkurang akan mudah terserang, maka inputan tarbiyah menjadi perisai utamanya. Tahapan pembentukan dan proses pencerdasan sangat diprioritaskan dengan menggalakkan program mentoring wajib bagi kader-kader baru.

Berikut ini virus-virus yang mesti dihindari bahkan wajib untuk dilawan para aktivis dakwah demi menjaga hati mereka dari niat dan tujuan yang menyimpang. Karena apabila virus ini dibiarkan menjalar ditubuh dan pikiran kita sudah dipastikan kegagalan dan kemerosotan dakwah akan semakin terlihat. Pertolongan Allah akan jauh dan kekalahan para pejuang islam akan Allah perlihatkan secara nyata ditengah-tengah umat.

1. Virus Merah Jambu (VMJ)
Virus ini biasa disebut virus vmj atau virus cinta, yaitu sebuah  penyakit hati yang sangat mematikan dan mengkhawatirkan apabila para aktivis dakwah dikampus terserang olehnya. Memang secara psikologis sebuah perasaan jatuh cinta kepada seseorang yang notabennya lawan jenis adalah sesuatu yang tidak dipersalahkan karena itu sebuah fitrah. Hanya saja kadangkala konteks proses dan tahapannya yang banyak dilanggar dan jauh dari koridor syar’i atau nilai-nilai yang benar.

Virus ini sangat berbahaya karena virus ini menyebar dari alam bawah sadar manusia yang biasanya dimulai dari pandangan. Biasanya virus ini bergerak secara diam-diam dihati para aktivis antara lawan jenis ikhwan dan akhwat. Virus ini sangat sulit terdeteksi dikarenakan peranan hati sangat sentral dalam penyebaran dan pengembangbiakan virus ini jadi sulit terlihat dipermukaan dimana hanya yang terjangkiti saja yang mengetahuinya.

Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”. (Hr. Ahmad)

Semakin tidak dicegah dan ditahan gerakannya virus ini akan semakin memebesar dan kuat menempel dan menguasai hati para aktivis.Yang berbahaya dampaknya bagi dakwah adalah virus ini bisa menghambat militansi seorang kader dakwah, memalingkan niat dan meghancurkan semangat. Banyak kasus dilapangan yang saya temui melempemnya semangat seorang pejuang islam salah satunya sahabat saya di dakwah tidak lain hanya karena disebabkan virus ini.

Ketika kita diperintahkan untuk menjaga hati, maka kita diperintahkan untuk tidak mengotori hati. Kotornya hati adalah karena maksiat. Maksiat yang kita lakukan seperti noda yang menutupi hati kita. “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Qs. Al-Muthofifin : ayat 83)

Virus ini juga bisa membuat dakwah tercoreng karena aktivis yang terkena virus ini kadangkala bertingkah laku tidak selayaknya bahkan menodai risalah perjuangan dakwah yang suci. Dan juga bisa menyebabkan tersendatnya dakwah bahkan bisa meluluhlantakkan bangunan kerja-kerja dakwah yang selama ini dibangun. Karena ternyata kemaksiatan tersembunyi yang dibangun, Allah tidak akan ridho dan pertolongan Allah akan semakin jauh. Dakwah yang suci ini tidak boleh dikotori oleh hal-hal yang malah bisa menodai dakwah itu sendiri baik dari niat, cara, proses dan lainnya. Maka bagi para aktivis yang terjangkit virus ini sadarlah dan segera bertobatlah demi menjaga kesucian kerja dakwah ini.

2. Virus Eksistensi  (over confident)
Yang disebut dengan virus eksistensi disini maksudnya adalah sebuah sikap dan sifat dari seseorang kader dakwah yang berlebihan dalam segala hal senantiasa selalu ingin mengeksiskan diri. Dalam perpektif normal memang bisa dikatakan positif pemaknaannya. Akan tetapi yang saya maksud disini adalah sebuah sikap lebay yang ingin selalu dan sungguh terlalu.

Selalu ingin tampil didepan, selalu ingin dihargai atau dituakan, dihormati, tidak mau dinasehati dan hanya mau menang sendiri, selalu ingin dijadikan panutan  dan selalu ingin menjadi yang terbaik tanpa memberi kesempatan yang lain layaknya super man.Virus ini apabila didiamkan mengendap dalam hati para kader dakwah akan berbahaya dampak kedepannya. Karena akan menimbulkan sikap sombong, jumawa, keras kepala dan merasa paling hebat.

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs. Luqman: ayat 18)

Sehingga sikap egoisme dan sikap merasa paling benar sendiri yang akan timbul.  Virus ini banyak menyerang dan mengendap dalam hati pada diri kader-kader senior dalam sebuah organisasi dakwah. Mereka merasa mengetahui segala-galanya dengan jam terbang dan pengalaman yang ada namun tidak memberikan arahan dan kemandirian sehingga mematikan potensi yang ada pada junior-juniornya.Virus ini bisa menghancurkan konsep amal jama’i karena lebih mengedepankan sikap egoisme. Virus ini juga bisa menghancurkan sikap taat dan tsiqoh antara jundiyah kepada qiyadahnya.

“Adapun jika hati kalian bersatu, segala tujuan diarahkan kepda Allah, segala sesuatunya kalian lakukan karena semata-mata mentaati Allah dan demi mencari ridha-Nya, maka tak usahlah kalian bersedih hati. Kalian lebih tinggi, lebih unggul, dan Allah akan selalu menyertai kalian dan tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. Adakah bahaya yang lebih mengerikan yang akan menimpa kita, selain daripada bahaya hati, kelemahan jiwa dan semangat, beragamnya hawa nafsu dan bersilangsengketanya pendapat dan pikiran…”(syahid hasan al banna)

Biasanya aktivis yang terjangkit virus ini banyak yang tidak sadar bahwa dia terkena virus ini. Maka dibutuhkan sikap saling mengingatkan, menegur dan nasehat menasehati sesama aktivis dalam kesehariannya. Demi menjaga kekuatan ukhuwah, sikap ta’awun, kelurusan niat dan tujuan rekan-rekan dakwahnya agar terhindar dari penyimpangan. Dengan demikian terjalinnya hubungan yang harmonis antar kader dakwah dengan terus menumbuhkan rasa kasih sayang dan menguatkan konsep kerja beramal jama’i antar sesama demi kesatuan arah dan tujuan memperjuangkan agama ini.

3. Virus Muntaber (mundur tanpa berita) 
Virus ini meyerang semua lapisan aktivis baik yang senior maupun level junior karena memang virus ini menyebar secara luas eskalasinya. Baik kader baru maupun kader lama hanya saja biasanya kader lama lebih mampu bisa melawan virus ini. Virus ini biasanya menjagkiti orang-orang yang berfikiran kerdil yang takut menghadapi resiko perjuangan dijalan dakwah ini. Orang-orang yang tidak mau menanggung beban dan diberi tanggung jawab untuk mengemban amanah dakwah.

Virus ini juga bisa disebabkan karena beberapa hal seperti sikap frustasi atau kejenuhan yang hinggap dihati para aktivis. Atau karena tidak kuatnya para aktivis menghadapi tekanan, tantangan, tanggung jawab, tribulasi dan beratnya beban dijalan dakwah ini sehingga timbullah sikap putus asa, menyerah, kalah, lalu keluar dari barisan perjuangan ini tanpa memberi alasan yang jelas dan syar’i. contoh sederhana ada seorang ikhwah yang sebelumnya sangat aktif hadir dalam setiap ivent dan nongkrong disekret tetapi tidak pernah muncul batang hidungnya setelah diberi amanah.

“Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini…”(syahid hasan al banna)

Biasanya aktivis yang terjangkiti virus ini diawali dengan malas dateng syuro atau pertemuan-pertemuan yang membahas agenda dakwah dan juga acara-acara yang biasa diadakan dikampus, jarang balas sms, dan sulit untuk ditemui ataupun dihubungi dengan memberikan banyak alasan-alasan yang penuh retorika demi menutupi kekerdilan yang ada dalam hatinya. Kadangkala ketika ditemuipun biasanya menghindar, pura-pura tidak tahu dan bahkan ada yang menjauh dengan alasan sibuk dan lainnya. Astagfirullah, padahal Allah SWT memberi kita waktu 24 jam dalam sehari, apakah untuk berjuang dijalannya demi menegakk4an agama Allah ini meskipun hanya 1 jam saja kita tidak punya waktu karena kesibukan kita? tentu kita sendiri yang bisa menjawabnya.

“ Tidaklah beranjak telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga dia ditanyakan tentang usianya, untuk apa dihabiskannya, tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan, tentang hartanya, dari mana ia memperolehnya, untuk apa ia belanjakan, dan tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan”(HR. Tirmidzi )

Virus ini bisa juga menyerang para aktivis yang pikirannya terbelah, biasanya para aktivis yang memilki kesibukan diluar selain kuliah seperti bekerja dan lainnya. Sehingga sulit untuk membagi waktu ataupun membagi skala prioritas. Ada juga yang takut ipknya turun kalo aktif berdakwah dan lainnya. Sungguh mengherankan, padahal jika dia mampu memanage waktu dengan baik saya  yakin semua bisa terhandle dengan pas sesuai porsinya. Bukankah Allah mengingatkan kita untuk bersikap tawajun (seimbang) antara mengejar dunia dunia dan akhirat, Allah juga meyakinkan kita semua dalam surat muhammad ayat 7.

“Ketakutan menghadapi resiko perjuangan, merupakan cermin lemahnya unsur keyakinan dan kebaikan dalam dirimu” (sayyid quthb).

 4. Virus Ngaret (suka terlambat)
Maksud dari virus ngaret disini adalah budaya molor waktu yang menjadi kesukaan dan kebiasaan pada keseharian aktivis dalam menjalankan kerja-kerja dakwahnya yang berdampak sangat buruk bagi kemajuan dakwah. Sikap tidak disiplin seperti ini apabila didiamkan akan semakin merajalela melanda jiwa-jiwa aktivis yang membuat kemerosotan dan kurangnya komitmen. Dakwah ini dibangun diatas komitmen bukan sikap main-main ataupun ketidakseriusan.

Hendaklah engkau benar – benar memperhatikan penunaian tugasmu, dalam hal kualitas, kecermatan, kejujuran (tidak menipu) dan ketepatan waktu yang telah disepakati (disiplin).(syahid hasan al banna)

Virus ini paling banyak meyerang para aktivis karena kadang dianggap sepele dengan berbagai argumentasinya. Padahal sangat jelas dengan membiarkan virus ini berkembang biak akan menghancurkan bangunan dakwah dan komitmen kebersamaan para aktivis dijalan ini. Berkurangnya rasa tsiqoh (percaya) terhadap rekan sesama aktivis dan menghilangnya rasa tanggung jawab terhadap komitmen. Dampak lainnya adalah merebaknya penyikapan bahwa budaya telat waktu menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja dan dianggap hal yang lumrah.

5. Virus Apatis (tidak peduli)
Yang dimaksud virus apatis disini adalah sebuah sikap dan tindakan ataupun tingkah laku seorang kader dakwah yang  tidak perduli dan acuh terhadap situasi dan kondisi yang ada terkait problematika dakwah yang ditemuinya. Aktivis-aktivis yang terserang virus ini biasanya suka bersikap dan bertindak individualis dan hedonis (mementingkan diri sendiri). Virus ini berefek pada hilangnya sikap responsibility para kader dakwah dalam melihat problematika umat yang ditemui dijalan dakwah.

Tidak memiliki skala prioritas dan ide solutif demi melakukan perbaikan dan mencari ide untuk mendapatkan solusi terkait permasalahan yang ditemuinya dijalan dakwah. Dampak lain dari virus ini adalah sikap malas berkorban dan cuek bebek melihat problematika dakwah yang ada. Miskin ide, mudah jenuh, malas bergerak, dan tidak bergairah dalam agenda-agenda dakwah yang akan dijalankan.

Untuk melawan virus-virus ini dibutuhkan anti virus yang ampuh yaitu back to tarbiyah al quran dan as sunnah. Dengan meguatkan para aktivis untuk dekat dengan tradisi-tradisi spiritual sebagai benteng perisai untuk melawan serangan virus-virus ini. Senantiasa mampu membersihkan hati dari segala jenis penyakit hati yang bisa merusak niat dan tujuan dari dakwah yang dilakukannya. Senantiasa mengevaluasi diri dan selalu mengistiqomahkan untuk terus bisa hadir dalam agenda rutin mingguan halaqoh atau mentoring demi menetralisir racun-racun yang ada dihati.

Sehingga timbul sikap kehati-hatian dalam melangkah dijalan ini selalu kita kedepankan para aktivis, senantiasa  mengupgrade tingkat kefahaman akan manhaj dakwah ini demi penigkatan kwalitas, integritas dan kredibilitas dari segi tsaqofah. Berjalan dengan hujjah, bekerja dengan pedoman dan bergerak dengan semangat, yaitu semangat akan kemuliaan. Agama ini agama mulia dan wajib diperjuangkan dengan cara-cara yang mulia karena hanya orang-orang mulialah yang berani mengemban amanah perjuangan ini. Wallahu’alam.

oleh : abdul hajad 
sumber : dakwahadalahsolusi.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu