“Aku tak pernah menyadari makna sebenarnya, sebelum
itu semua terjadi…”
Ketika
seseorang selalu terbayang di pikiranmu, saat itu pula kamu menyadari bahwa
kamu sedang jatuh cinta... tak terelakkan memang, apa daya semua orang juga
merasakannya terlebih remaja sepertiku dan itu normal, bukankah cinta itu
anugerah? dan yang terpenting adalah bagaimana
menjadikan anugerah itu tetap anugerah, bukan merusaknya dengan melanggar
agama.. lagipula, orang sepertinya
mana mau diajak Pacaran seperti kebanyakan, aku harus bagaimana sekarang?
ah, entahlah..
Dan pilihan ketiganya itu ya Memantaskan Diri...
mungkin secara materi aku sudah mandiri, tetapi apa aku
pantas untuknya yang ilmu agamanya jauh di depan. rasanya memang belum mampu
untuk sekarang.. yasudah lah, benar juga kata murabbi: "minta saja ke yang punya".... untuk sekarang memang harus menahan diri sekaligus
memperbaiki, agar saatnya nanti aku sudah mumpuni mengimami.. puasa jangan lupa
dirutini.
bukankah mencoba melupakan hanya akan menambah keingintahuan?
lebih baik menerima dan mendekapnya dalam doa... aku harus terus memperbaiki diri, menyibukkan dan
membunuh waktu hingga saat yang tepat telah tiba. mungkin itu hal yang lebih
bijak daripada memaksakan kehendak yang bisa jadi hanya akan menyakiti... sekarang saatnya, aku harus menemui lagi guruku. kali
ini dengan kesiapan yang berbeda. iya sekarang aku siap. mungkin dia tau siapa
yang bisa aku jadikan perantara taaruf ku dengannya. semoga...
Lantas apa gunanya aku mempersiapkan dengan sepenuh hati CV taaruf
Ini? apa gunanya setiap hari memperbaiki diri, mencantumkan namanya
disetiap doa yang aku panjati? disetiap iringan langkah yang aku jalani? Kenapa ya Rabbi, ini bukan seperti yang ku kehendaki... Bahkan semutiara apapun yang tersampaikan oleh Murrabbi, enggan
ku masuki ke dalam hati… Sekarang kemana langkah yang akan kan ku jalani.
bukankah KAU sebaik baik perencana?
Sekarang aku mengerti
kenapa Murabbi melarangku untuk mengenalnya lebih dekat lewat jalur yang tak
pernah bisa dibenarkan. ketika kita belum bisa bersatu karena kehendaknya,
setidaknya tidak pernah ada hubungan diantara kita, tidak ada yang tersakiti,
tidak ada yang saling terbebani... sekarang aku Ikhlas, ada rencana-Nya yang telah
dipersiapkan di depan ku yang harus kugenggam dan menerima segala takdir yang
telah tertulis...
ya Allah, ampuni aku yang telah berburuk sangka terhadap rencana
indah-Mu..
aku mengaku salah, niatku untuk memperbaiki diri bukan untuk Mencari
rahmat-Mu.
tetapi untuk Manusia ciptaaan-Mu..
Aku baru mengerti, memperbaiki diri bukan semata-mata
untuk mencari pendamping hidup ini,
tetapi ada hal yang lebih penting Lagi. yaitu
mengharapkan ridho-Mu
atas segala hal yang aku lakukan di Dunia ini..
Boleh Saja termotivasi atas sesuatu, tetapi jangan
sampai melupakan tujuan utamanya..
bukankah engkau sebaik-baiknya perencana?
[EPILOG]
tiga bulan kemudian, Murrabi ku memperkenalkan aku
dengannya. Aku tak menyangka, dulu kita sempat menyapa di organisasi yang sama.
Proses pengenalan kami pun berlangsung tidak lama, tanpa menunggu aku
menikahinya. Bukan sekadar Mencari bahagia, lebih dari itu, ingin merajut
jembatan surga dengannya.. .
Bukankah cinta itu ditumbuhkan, dan bukankah sebaik-baik
rencana adalah dari-Nya?
The End...
Sumber : instagram @saridezra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar