Minggu, 05 Mei 2019

It’s Come Back



Rasa itu kembali lagi, rasa yang setahun lalu mulai terbenam semakin dalam dengan rutinitas setahun berjalan penuh hiruk pikuk kegiatan yang memudarkan iman seorang hamba. Dosa-dosa telah banyak melekat mengotori sanubari yang semakin jauh dari jalan yang diajarkan sang pembawa risalah. Sang pembawa risalah yang membawa udara sejuk diatas tanah gurun gersang dimana masyarakat berpaham dengan begitu bodoh dan kolotnya menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat sedikitpun untuknya. Itulah masa jahiliyah dimana akalpun menentang hal tersebut namun mereka masih kolot melakukannya dengan alasan peninggalan nenek moyang mereka.

            Hati ini rindu dengan kedatangannya, berharap dapat menghapus kotornya noda dosa yang kian hari kian bertambah. Bulan pengampunan yang dinanti-nanti para insan yang masih memiliki tauhid kepada sang pembuat segala. Dia yang mengawali segalanya dan tidak pernah berakhir untuk selamanya. Dialah Allah azza wa jalla. Tiada sesembahan yang patut disembah selain dia.

            Ramadhan, bulan mulia yang diberikan untuk hambanya. Sebagai penghapus dosa dan memperbanyak pahala mengharap keridhoan atas surganya. Yang sesungguhnya nikmat ternikmat yang kita rasakan di dunia hanyalah kenikmatan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan kenikmatan surga yang disipakan untuk orang-orang beriman dan tidak menzalimi diri sendiri.

            Bulan ramadhan, datang seperti semilir angin sejuk penghilang panas dahaga. Menghapus dosa bagi orang yang bersungguh-sungguh menjalankan amalan dan meminta pengampunan atas segala dosa yang telah dilakukannya. Hingga akhirnya ia keluar dari bulan itu dengan rasa kehilangan mencemaskan akankah ia akan bertemu kembali dengan bulan yang mulia ini. itulah mereka yang keluar dari bulan ini dengan sanubari seputih kertas karena noda dosa telah dihapuskan sebersih kapas.

            Dengan banyaknya hikmah ramadhan yang diberikan oleh Allah, tetapi masih juga ada segelintir insan yang tidak paham dan tidak mengamalkan. Mereka merasa bulan itu sama dengan bulan-bulan lainnya. Bahkan mereka seperi terbebani karena harus berpuasa sebulan penuh. Mereka berharap bulan ini cepat berlalu. Inilah orang-orang yang lebih mementingkan dunianya hingga nantinya kematian itu tiba mengetuk pintu rumah mereka saat itu mereka baru sadar begitu istimewanya bulan ramadhan yang mereka sia-siakan, begitu banyaknya amalan yang mereka terlantarkan dibiarkan berlalu tanpa hinggap sedikitpun, bersih dari amal namun kotor dengan dosa.

            Saat api azab menerjang mereka, saat siksa barza dan akhirat mereka dapati, saat itulah penyesalan itu datang dengan dahsyatnya. Penyesalan tak berhujung, penyesalan yang tiada guna karena setiap pintu amalan telah ditutup dan masa hidup didunia telah berakhir. Saatnya kembali untuk menerima balasan atas segala perbuatan didunia.

            Sahabat, mari bangun kesadaran, mari perbanyak amal dibulan terbaik ini. jangan sampai terlewat sedikitpun amalan yang bisa kita raih. Ibarat seorang yang penuh dahaga mendapatkan air sejuk dengan kesegaran. Seperti itulah kita seharusnya menghadapi bulan yang  penuh berkah dan rahmat dari Allah Subhanahu Wata’ala.

Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan......

Mpm Al-Iqra.
Keep Ukhuwah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu