Rasa itu kembali
lagi, rasa yang setahun lalu mulai terbenam semakin dalam dengan rutinitas
setahun berjalan penuh hiruk pikuk kegiatan yang memudarkan iman seorang hamba.
Dosa-dosa telah banyak melekat mengotori sanubari yang semakin jauh dari jalan
yang diajarkan sang pembawa risalah. Sang pembawa risalah yang membawa udara
sejuk diatas tanah gurun gersang dimana masyarakat berpaham dengan begitu bodoh
dan kolotnya menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat sedikitpun untuknya.
Itulah masa jahiliyah dimana akalpun menentang hal tersebut namun mereka masih kolot
melakukannya dengan alasan peninggalan nenek moyang mereka.
Hati ini rindu dengan kedatangannya,
berharap dapat menghapus kotornya noda dosa yang kian hari kian bertambah.
Bulan pengampunan yang dinanti-nanti para insan yang masih memiliki tauhid
kepada sang pembuat segala. Dia yang mengawali segalanya dan tidak pernah
berakhir untuk selamanya. Dialah Allah azza wa jalla. Tiada sesembahan yang
patut disembah selain dia.
Ramadhan, bulan mulia yang diberikan
untuk hambanya. Sebagai penghapus dosa dan memperbanyak pahala mengharap
keridhoan atas surganya. Yang sesungguhnya nikmat ternikmat yang kita rasakan
di dunia hanyalah kenikmatan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan
kenikmatan surga yang disipakan untuk orang-orang beriman dan tidak menzalimi
diri sendiri.
Bulan ramadhan, datang seperti
semilir angin sejuk penghilang panas dahaga. Menghapus dosa bagi orang yang
bersungguh-sungguh menjalankan amalan dan meminta pengampunan atas segala dosa
yang telah dilakukannya. Hingga akhirnya ia keluar dari bulan itu dengan rasa
kehilangan mencemaskan akankah ia akan bertemu kembali dengan bulan yang mulia
ini. itulah mereka yang keluar dari bulan ini dengan sanubari seputih kertas
karena noda dosa telah dihapuskan sebersih kapas.
Dengan banyaknya hikmah ramadhan
yang diberikan oleh Allah, tetapi masih juga ada segelintir insan yang tidak
paham dan tidak mengamalkan. Mereka merasa bulan itu sama dengan bulan-bulan
lainnya. Bahkan mereka seperi terbebani karena harus berpuasa sebulan penuh.
Mereka berharap bulan ini cepat berlalu. Inilah orang-orang yang lebih
mementingkan dunianya hingga nantinya kematian itu tiba mengetuk pintu rumah
mereka saat itu mereka baru sadar begitu istimewanya bulan ramadhan yang mereka
sia-siakan, begitu banyaknya amalan yang mereka terlantarkan dibiarkan berlalu
tanpa hinggap sedikitpun, bersih dari amal namun kotor dengan dosa.
Saat api azab menerjang mereka, saat
siksa barza dan akhirat mereka dapati, saat itulah penyesalan itu datang dengan
dahsyatnya. Penyesalan tak berhujung, penyesalan yang tiada guna karena setiap
pintu amalan telah ditutup dan masa hidup didunia telah berakhir. Saatnya
kembali untuk menerima balasan atas segala perbuatan didunia.
Sahabat, mari bangun kesadaran, mari
perbanyak amal dibulan terbaik ini. jangan sampai terlewat sedikitpun amalan
yang bisa kita raih. Ibarat seorang yang penuh dahaga mendapatkan air sejuk
dengan kesegaran. Seperti itulah kita seharusnya menghadapi bulan yang penuh berkah dan rahmat dari Allah Subhanahu
Wata’ala.
Mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan......
Mpm Al-Iqra.
Keep Ukhuwah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar