Jumat, 08 Desember 2017

Renungan Anak untuk Orang Tua


Renungan Anak untuk Orang Tua
By: Ukhti Rismiyani 



 

Cobalah katakan pada dirimu... Cobalah renungkan...
Katakanlah...

Saya ada karena kehendak Allah. Saya dilahirkan oleh ibu saya, saya dididik agar menjadi anak yang berguna bagi keluarga. Orang tua saya selalu mendidik saya dengan Kasih sayang.
Orang tua mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Tak ada yang terlewatkan. Marilah kita merenung...

Beberapa tahun lalu saat kita di kandung oleh orang tua, betapa bahaginya mereka. Mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang berbakti dan selalu sayang kepadanya.
Tapi coba renungkan, apakah kita begitu?

Saat melahirkan kita, orang tua kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan antara hidup dan mati. Bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh Allah antara menyelematkan nyawanya atau nyawa bayinya. Pastilah ia akan memilih menyelematkan bayinya. Ibu memberikan kita asi waktu bayi, menahan derita menggendong kita seharian.
 
Tapi apa???
Apakah kita saat ini cuma melihat beliau dengan penderitaannya, mencaci maki, melawan, bahkan mengacuhkannya...

Coba renungkan...
Sekarang apa balasan kita???
Kita pernah berkata yang tidak baik pada orang tua kita, membentak, kata-kata kasar, ejekan... hampir semua anak pernah melakukannya.

Renungilah sejenak.

Pernahkah kita tahu...
Setiap malam orang tua kita, ibu kita terbangungan tengah malam dan menangis dibantalnya, menangis oleh kata-kata kita yang terlalu menyakitinya???
Sadarkah kita saat kita membentak ibu kita, ternyata mereka sangat sabar, namun di belakang mereka merasakan perih di hati mereka, tangisan lirih.
Saat kita pergi meninggalkan mereka karena marah, orang tua kita sangatlah sedih... mereka akan menyesali diri mereka, baikkah itu???

Coba renungkan anak mana yang mau melihat orang tua mereka menangis? Mungkin kita tak pernah mau memikirkan kepedihan yang dirasa oleh ibu kita. Saat kita marah, saat kita meninggalkan rumah... ibu kita akan menangis. Baikkah itu? Senangkah kalian? Anak mana yang senang membuat orang tua mereka menangis, membuat orang tua merasa sangat tak berharga hanya karena kata-kata dan kelakuan anak mereka?

RENUNGKANLAH!!!

Mungkin saat ini beliau masih ada, masih sehat dan saat ini mungkin kamu sedang menuntut pendidikan, jauh dari orang tua. Baikkah membuatnya sedih?

Coba perhatikan tiap libur akademik saat bertemu orang tua kita, perhatikanlah... rambut mereka makin memutih, kulit mereka makin berkerut, sinar wajahnya makin meredup... masihkan kita belum sadar? Kata-kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun tengah malam untuk menangisi kata-kata kasar, bentakan itu... namun mengapa kita tak pernah meyadari mengapa kita tak mau minta maaf?

Ingatlah... tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan ada mendampingi kita saat wisuda. Mungkin tahun ini saat kita pulang kita masih bisa menemui ibu kita tersayang, meskipun mereka telah tua, keriput, beruban, tetapi renungkanlah ketika kita pulang dan yang kita temui adalah sosok yang telah terbujur kaku. Kita tak lagi bisa merasakan kasih sayangnya, yang kita temui hanyalah sebuah nisan.
Masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena anaknya yang selalu membentaknya, meninggalkannya dalam kemarahan???

Mungkin saat ini kita sedang berbahagia, jauh dari orang tua kita. Tapi pernahkah kita berpikir apakah orang tua saya juga di sana bahagia?

Mungkin saat ini kita makan enak, kuliah enak, tidur enak... tapi tahukah kalian bahwaa orang tua kalian rela ditinggal di rumah kecil. Makan tahu tempe seadanya hanya untuk melihat kalian bahagia, pernahkah???

Sumber:
Kutipan ( RAA ) 9.1.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu