Jumat, 07 Desember 2018

Dimana harus percaya?

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Sahabat, sudahkah antum memperhatikan kehidupan disekeliling kita? Begitu banyaknya perselisihan-perselisihan yang terjadi hari ini. bahkan mungkin tetangga kita pun pernah berselisih dengan tetangga yang lainnya atau bisa jadi kita pun melakukan hal yang sama.

Riuh berita dimana-mana, suar-suar keributan pecah tercerai berai mengisi rongga telinga. Semua orang begitu lantangnya bersuara menyampaikan aspirasinya entah itu dari lubuk hatinya atau ada sesuatu yang menggerakkan lidahnya untuk berbicara menantang pihak yang berseberangan pendapat dengannya.

Kalimat makian, cacian dan celaan kerap terdengar. Bantahan-bantahan akan suatu pendapat sudah menjadi hal yang biasa. Nafsu telah mempengaruhi pola berpikir manusia yang rapuh dengan godaan dunia. Perut mereka telah menjadi raja, asalkan mereka makan tidak peduli lagi meski didapatkan dengan cara-cara yang dilarang oleh Allah dan rasulnya.

Informasi begitu cepat menyebar tidak terelakan lagi. informasi begitu mudahnya didapatkan dari sebuah layar teknologi canggih yang lumrah di zaman ini. yang menjadi masalahnya ialah semua informasi yang kita dapatkan seringkali tidak sesuai dengan kenyataannya dan terkadang juga seseorang menulis berita secara berlebihan serta tidak jarang berita yang disampaikan tidak pernah terjadi  atau bahasa modernya kita sering menyebutnya berita hoax.

Apa dampak dari semua ini? dampaknya ialah orang-orang menjadi banyak berselisih karena banyaknya informasi yang saling bertolak belakang. Kepercayaan orang akan informasi yang belum jelas asal muasalnya kerap terjadi pada masyarakat kita. Ketidaktelitian dalam mengkonsumsi informasi menjadi sebab utama hal ini bisa terjadi. Padahal islam telah mengajarkan cara terbaik dalam menangani permasalahan ini, namun hal ini kerap diabaikan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya

 “Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 6)

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan cara kepada hambanya dalam menerima informasi dan mengabarkan informasi kepada orang lain. Agar berita yang disampaikan tidak terdapat unsur penipuan yang akan memecah belah serta mengadu domba. Semoga kita semua selalu menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai pedoman kita dalam meniti kehidupan yang fana ini. Agar nantinya tidak terperanjat dalam kesesatan dan dikendalikan nafsu akan dunia.

Tetap ingat sahabat, perjalanan kita masih panjang. Dunia hanyalah sekejap diibaratkan seperi sebuah pohon rindang sebagai tempat berteduh dari teriknya matahari di hamparan padang pasir yang luas. Cepat atau lambat kita akan meninggalkannya dan berlalu pergi. maka siapkanlah bekal kita sebaik-baiknya sebelum tiba waktu itu, waktu ketika semuanya harus diperanggungjawabkan dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mari kita bersama-sama intropeksi diri dan menjaga lisan-lisan kita dari perkataan yang tidak berguna dan perkataan-perkataan adu domba yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri.

Syukron, sekian tulisan dari hamba Allah yang fakir ini, semoga dapat bermanfaat mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan sesungguhnya penulis hanya seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Kebenaran hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kesalahan adalah milik saya pribadi dan setan-setan yang mengganggu setiap manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu